Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan salah satu dari 10 Sahabat Nabi Yang dijamamin Masuk Surga. Abu bakar merupakan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang paling mulia, bahkan dikatakan ia
adalah manusia termulia setelah
para nabi dan rasul. Keutamaan Abu Bakar Ash-Siddiq terlihat
sangat mengagumkan bagi kita yang hidup di masa sekarang. Jika kita membaca
mengenai kisah-kisah Abu Bakar dan Keutamaan Abu Bakar Ash-Siddiq tentu
kita akan bertanya-tanya apakah benar ada manusia seperti Abu Bakar Ash-Siddiq.Seperti
postingan sebelumnya yang berjudul Siapa Idolamu, disana saya merekomendasikan
nama Abu
Bakar Ash-Siddiq untuk dijadikan salah satu idola karena memang Abu
Bakar Ash-Siddiq sangat layak untuk dijadikan idola dan panutan
terutama untuk para pemimpin negeri kita.
Nasab
Abu
Bakar merupakan sahabat sekaligus mertua Nabi Muhammad SAW, dia adalah ayah
dari Aisyah yang merupakan Istri Nabi Muhammad SAW. Nama Abu Bakar sebenarnya adalah
Abdullah bin Utsman at-Taimi, namun kun-yahnya (Abu Bakar) lebih populer
dari nama aslinya sendiri. Abu Bakar (daripada
perkataan Arab Bakar yang bermaksud unta muda) kerana
beliau amat gemar membiak unta. Ia adalah
Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im bin Murrah
bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi. Bertemu nasabnya
dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin
Luai.
Ibunya
adalah Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Ta-im. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari bani Ta-im.
Karakter Fisiknya
Ummul
mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anhu menuturkan sifat fisik ayahnya, “Ia seorang
yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya
selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak bisa bersaja’, dan
selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’ad,
1: 188).
Keutamaan Abu Bakar
Sahabat dan orang yang paling
dicintai Rosulullah
Dari
Amr bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil, saat
itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang paling
Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Kemudian kutanyakan lagi, “Dari
kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar).”
Pada
riwayat lain Rosulullah Bersabda “Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya
dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai
saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan
Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan
karenanya.”
Rosulullah
memberinya gelar as-siddiq
Beliau mendapat gelara as-Siddiq kerana sentiasa membenarkan setiap
perkataan dan tindakan Rasulullah SAW. Peristiwa yang membuat Abu Bakar
mendapat gelar AS-Siddiq adalah peristiwa Isra dan
Mi'raj yang telah dialami oleh Rasulullah
SAW. Banyak orang mengatakan baginda berdusta, malah ada dikalangan sahabat
yang ragu-ragu tentang peristiwa tersebut, akan tetapi Saidina Abu Bakar
menjadi orang pertama yang membenarkan dan mempercayai peristiwa tersebut
dengan penuh keyakinan tanpa ragu-ragu.
Orang yang Sangat Dermawan dan
Hartanya sangat bermanfaat bagi Rosululah
Pada peristiwa Tabuk, Rosulullah
menyuruh Para Sahabat memberikan sebagian hartanya dijalan Allah (Untuk
Berperang). Abu Bakar memberikan seluruh hartanya, hal ini membuat Rosulullah
heran, lalu Rosulullah SAW bertanya “Apa yang engkau tinggalkan untuk
keluargamu Wahai Abu Bakar?” lalu Abu Bakar menjawab “Aku tinggalkan untuk
mereka Allah dan Rosulnya”.
Abdullah bin Zubair ra.
berkata," Abu Bakar sering membeli budak-budak yang lemah kemudian
memerdekakannya." Suatu ketika. ayah beliau, Abu Quhafah, berkata
kepadanya," Jika budak-budak itu engkau bebaskan, aku berpendapat
sebaiknya engkau memilih yang bertubuh kuat, sehingga mereka dapat membantumu
suatu saat apabila engkau membutuhkannya." Abu Bakar ra. menjawab,"
Aku tidak memerdekakan mereka untuk kepentinganku. Kulakukan semua itu
semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT."
Pahala yang Allah SWT berikan
karena menolong yang lemah adalah jauh lebih besar daripada menolong yang kuat.
Hadits lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada orang
yang membantuku dengan kebaikan tanpa balasan dariku untuknya, kecuali Abu
Bakar. Sesungguhnya ia telah membantuku, sehingga Allah SWT sendiri yang
membalasnya pada hari Mahsyar. Dan tidak ada harta seseorang yang demikian
berfaedah bagiku melebihi harta Abu Bakar."
Orang yang Rasulullah Percaya
Untuk Menemaninya Berhijrah ke Madinah
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ
كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا
تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Jikalau
kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah)
sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya
Allah beserta kita”. (QS. At-Taubah: 40)
Dalam
perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mempersilahkan Rasul untuk beristirahat
sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh untuk
istirahat.
Anas
bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan, “Ketika berada di
dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah, ‘Sekiranya orang-orang musyrik ini
melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat’. Rasulullah menjawab,
‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah
menjadi yang ketiga (maksudnya Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah
menenangkan hati Abu Bakar di saat-saat mereka dikepung oleh orang-orang
musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.
Sebagai Sahabat Nabi yang
Paling Dalam Ilmunya
Abu
Said al-Khudri mengatakan, “Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya
Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran
pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba tersebut memilih apa yang ada di
sisi Allah’.
Abu bakar yang mendengar perkataan Rosulullah segera mengetahui apa yang dimaksud oleh Rosulullah SAW dan menangis lalu berteriak "Engkau kami tebus dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami" Ya
hanya Abu Bakar yang mengerti dengan baik apa maksud Rosulullah SAW. Ternyata
itu merupakan pertanda bahwa Rosulullah akan segera wafat. Begitulah kedalaman
Ilmu dari Abu Bakar
Saat Masih Hidup di Dunia, Abu
Bakar Sudah Dipastikan Masuk Surga
Abu
Musa al-Asy’ari mengisahkan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya lalu keluar
menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Musa berangkat ke masjid
dan bertanya dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dijawab bahwa Nabi
keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu Musa, “Aku pun segera pergi berusaha
menysulunya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun
yang teradapat sumur yang dinamai sumur Aris. Aku duduk di depan pintu kebun,
hingga beliau menunaikan keperluannya.
Setelah
itu aku masuk ke kebun dan beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut
sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kedua kakinya ke dalam
sumur. Aku mengucapkan salam kepada beliau, lalu kembali berjaga di depan pintu
sambil bergumam “Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tak lama kemudian datanglah seseorang ingin
masuk ke kebun, kutanyakan, “Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar.” Lalu
kujawab, “Tunggu sebentar.” Aku datang menemui Rasulullah dan bertanya padanya,
“Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan meminta izin masuk.” Rasulullah
menjawab, “Persilahkan dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah
penghuni surga.”
Pemimpin Pertama Setelah Wafatnya
Rosulullah
Sebagaimana
yang kita ketahui bersama, Abu Bakar terpilih sebagai Khalifah untuk memimpin
umat Islam karena memang beliaulah yang paling tepat mengemban amanah itu. Hal
ini juga terlihat ketika Rosulullah SAW sakit, maka Abu Bakar diperintahkan
untuk mengimami Sholat. Sebagai seorang khalifah atau pemimpin negara, dengan
mencontoh Rasulullah Saw, tetap dalam kesederhanaan. Antara Abu Bakar dan
rakyat tak ada tabir dan dinding pagar pembatas. Rumahnya boleh dikunjungi
setiap waktu dan terbuka bagi rakyat. Ia bisa ditemui di mana saja. Pakaian,
makanan, dan kehidupannya sangatlah bersahaja.
Bahkan
Abu Bakar tetap memerah susu utuk dibagikan kepada orang-orang miskin
sebagaimana yang selalu iya lakukan sebelum menjadi Khalifah.
Penutup
Demikianlah Abu Bakar ash-Shiddiq
dengan keutamaan-keutamaan yang ada padanya. Masih banyak kelebihan yang dimiliki
Oleh Abu Bakar. Seandainya para pemimpin negeri ini bisa meneladani beliau,
maka saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang benar-benar besar.
0 Komentar untuk "Keutamaan Abu Bakar As-Siddiq"