Keajaiban Sunnah

menjaga kesehatan dengan ibadah

Powered by Blogger.

Keutamaan Abu Bakar As-Siddiq

Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan salah satu dari 10 Sahabat Nabi Yang dijamamin Masuk Surga. Abu bakar merupakan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mulia, bahkan dikatakan ia
adalah manusia termulia setelah para nabi dan rasul. Keutamaan Abu Bakar Ash-Siddiq terlihat sangat mengagumkan bagi kita yang hidup di masa sekarang. Jika kita membaca mengenai kisah-kisah Abu Bakar dan Keutamaan Abu Bakar Ash-Siddiq tentu kita akan bertanya-tanya apakah benar ada manusia seperti Abu Bakar Ash-Siddiq.Seperti postingan sebelumnya yang berjudul Siapa Idolamu, disana saya merekomendasikan nama Abu Bakar Ash-Siddiq untuk dijadikan salah satu idola karena memang Abu Bakar Ash-Siddiq sangat layak untuk dijadikan idola dan panutan terutama untuk para pemimpin negeri kita.

Nasab

Abu Bakar merupakan sahabat sekaligus mertua Nabi Muhammad SAW, dia adalah ayah dari Aisyah yang merupakan Istri Nabi Muhammad SAW. Nama Abu Bakar sebenarnya adalah Abdullah bin Utsman at-Taimi, namun kun-yahnya (Abu Bakar) lebih populer dari nama aslinya sendiri. Abu Bakar (daripada perkataan Arab Bakar yang bermaksud unta muda) kerana beliau amat gemar membiak unta. Ia adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Luai.
Ibunya adalah Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari bani Ta-im.

Karakter Fisiknya

Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anhu menuturkan sifat fisik ayahnya, “Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak bisa bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).

Keutamaan Abu Bakar

Sahabat dan orang yang paling dicintai Rosulullah

Dari Amr bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil, saat itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar).”
Pada riwayat lain Rosulullah Bersabda “Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya.”

Rosulullah memberinya gelar as-siddiq

Beliau mendapat gelara as-Siddiq kerana sentiasa membenarkan setiap perkataan dan tindakan Rasulullah SAW. Peristiwa yang membuat Abu Bakar mendapat gelar AS-Siddiq adalah peristiwa Isra dan Mi'raj yang telah dialami oleh Rasulullah SAW. Banyak orang mengatakan baginda berdusta, malah ada dikalangan sahabat yang ragu-ragu tentang peristiwa tersebut, akan tetapi Saidina Abu Bakar menjadi orang pertama yang membenarkan dan mempercayai peristiwa tersebut dengan penuh keyakinan tanpa ragu-ragu.

Orang yang Sangat Dermawan dan Hartanya sangat bermanfaat bagi Rosululah

Pada peristiwa Tabuk, Rosulullah menyuruh Para Sahabat memberikan sebagian hartanya dijalan Allah (Untuk Berperang). Abu Bakar memberikan seluruh hartanya, hal ini membuat Rosulullah heran, lalu Rosulullah SAW bertanya “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu Wahai Abu Bakar?” lalu Abu Bakar menjawab “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rosulnya”.
Abdullah bin Zubair ra. berkata," Abu Bakar sering membeli budak-budak yang lemah kemudian memerdekakannya." Suatu ketika. ayah beliau, Abu Quhafah, berkata kepadanya," Jika budak-budak itu engkau bebaskan, aku berpendapat sebaiknya engkau memilih yang bertubuh kuat, sehingga mereka dapat membantumu suatu saat apabila engkau membutuhkannya." Abu Bakar ra. menjawab," Aku tidak memerdekakan mereka untuk kepentinganku. Kulakukan semua itu semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT."
Pahala yang Allah SWT berikan karena menolong yang lemah adalah jauh lebih besar daripada menolong yang kuat. Hadits lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada orang yang membantuku dengan kebaikan tanpa balasan dariku untuknya, kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya ia telah membantuku, sehingga Allah SWT sendiri yang membalasnya pada hari Mahsyar. Dan tidak ada harta seseorang yang demikian berfaedah bagiku melebihi harta Abu Bakar."

Orang yang Rasulullah Percaya Untuk Menemaninya Berhijrah ke Madinah

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At-Taubah: 40)
Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mempersilahkan Rasul untuk beristirahat sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh untuk istirahat.
Anas bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan, “Ketika berada di dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah, ‘Sekiranya orang-orang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat’. Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah menenangkan hati Abu Bakar di saat-saat mereka dikepung oleh orang-orang musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.

Sebagai Sahabat Nabi yang Paling Dalam Ilmunya

Abu Said al-Khudri mengatakan, “Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah’.
Abu bakar yang mendengar perkataan Rosulullah segera mengetahui apa yang dimaksud oleh Rosulullah SAW dan menangis lalu berteriak "Engkau kami tebus dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami" Ya hanya Abu Bakar yang mengerti dengan baik apa maksud Rosulullah SAW. Ternyata itu merupakan pertanda bahwa Rosulullah akan segera wafat. Begitulah kedalaman Ilmu dari Abu Bakar

Saat Masih Hidup di Dunia, Abu Bakar Sudah Dipastikan Masuk Surga

Abu Musa al-Asy’ari mengisahkan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya lalu keluar menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Musa berangkat ke masjid dan bertanya dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dijawab bahwa Nabi keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu Musa, “Aku pun segera pergi berusaha menysulunya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun yang teradapat sumur yang dinamai sumur Aris. Aku duduk di depan pintu kebun, hingga beliau menunaikan keperluannya.
Setelah itu aku masuk ke kebun dan beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Aku mengucapkan salam kepada beliau, lalu kembali berjaga di depan pintu sambil bergumam “Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tak lama kemudian datanglah seseorang ingin masuk ke kebun, kutanyakan, “Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar.” Lalu kujawab, “Tunggu sebentar.” Aku datang menemui Rasulullah dan bertanya padanya, “Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan meminta izin masuk.” Rasulullah menjawab, “Persilahkan dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga.”

Pemimpin Pertama Setelah Wafatnya Rosulullah

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Abu Bakar terpilih sebagai Khalifah untuk memimpin umat Islam karena memang beliaulah yang paling tepat mengemban amanah itu. Hal ini juga terlihat ketika Rosulullah SAW sakit, maka Abu Bakar diperintahkan untuk mengimami Sholat. Sebagai seorang khalifah atau pemimpin negara, dengan mencontoh Rasulullah Saw, tetap dalam kesederhanaan. Antara Abu Bakar dan rakyat tak ada tabir dan dinding pagar pembatas. Rumahnya boleh dikunjungi setiap waktu dan terbuka bagi rakyat. Ia bisa ditemui di mana saja. Pakaian, makanan, dan kehidupannya sangatlah bersahaja.
Bahkan Abu Bakar tetap memerah susu utuk dibagikan kepada orang-orang miskin sebagaimana yang selalu iya lakukan sebelum menjadi Khalifah.

Penutup

Demikianlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan keutamaan-keutamaan yang ada padanya. Masih banyak kelebihan yang dimiliki Oleh Abu Bakar. Seandainya para pemimpin negeri ini bisa meneladani beliau, maka saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang benar-benar besar.

 

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Keutamaan Abu Bakar As-Siddiq"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top